Post by Admin on Feb 10, 2020 9:04:02 GMT
Assalamualaikum, dan salam sejahtera untuk teman-teman semua,
CAD/CAM adalah alat bantu pemprograman CNC yang saat ini semakin dibutuhkan oleh industri, terutama yang memproduksi komponen-komponen atau parts dengan bentukan yang kompleks untuk dimanufaktur dengan menggunakan mesin CNC.
Sayangnya sejak dahulu hingga saat ini harga software CAD/CAM bisa dikategorikan sangat mahal, bahkan bisa melebihi harga mesin CNC nya sendiri. Padahal kebutuhan alat bantu untuk melakukan pemesinan CNC masih cukup banyak, seperti tooling, work holding device, alat ukur dan lain-lain. Investasi tooling sendiri bisa melebihi investasi mesinnya sendiri jika ingin lengkap dan 'ready for use' untuk segala jenis pekerjaan.
Saat ini SMK digadang-gadang untuk kompeten di ranah kompetensi level C2 jika berdasarkan KKNI, dan lulusannya masuk dalam kategori "operator" jika di dunia usaha dan industri nantinya. Sedangkan jam pelajaran di SMK sendiri sudah cukup banyak terokupansi dengan mapel-mapel normatif dan adaptif.
Software CAD/CAM intinya terdiri dari 2 buah perangkat lunak yang terintegrasi, namun bisa dipilah berdasarkan output filenya. Proses CAD-nya menghasilkan file dengan extension tertentu, sedangkan output CAM nya menghasilkan file jenis lain. Secara umum, kita bisa menggunakan software CAD lain untuk kemudian diproses di software CAM.
Di SMK telah ada mapel khusus CAD, namun tetap ada mapel CAD/CAM juga yang digabung dengan CNC dengan durasi 420 jam. Namun kenyataannya dengan jumlah jampel yang terbatas tersebut, banyak akhirnya hal-hal fundamental di CNC nya yang kemudian 'tersedot' ke CAD/CAM karena hanya dengan bermodalkan PC + Software mereka seolah-olah sudah menjadi ahli di bidang CNC.
Pengalaman saya menjadi juri LKS NAsiomal, peserta didik rata-rata hebat di CAD/CAM, namun begitu pegang mesin langsung 'drop'. Pengetahuan tentang setup mesin, dan feeling di machining process apalagi soal tooling technology, material, serta quality control sangat minim.
Ironisnya SMK di Indonesia tidak pernah (mohon koreksi jika salah) dibelikan atau diberikan sarana software CAD/CAM, baik oleh Kementerian maupun DInas Pendidikan Propinsi. Mungkin dikarenakan investasi software itu ibarat investasi tidak nyata, karena bendanya hanya berupa file komputer. AKhirnya teman-teman guru dan juga siswa yang 'kreatif' cari akal dengan menggunakan software-software bajakan. Bahkan mengajari siswanya juga bagaimana cara membajak software.
Mohon pendapat para ahli di forum ini,agar menjadi pencerahan bagi kita semua.
Best regards,
Dr. Farkhan
Admin
CAD/CAM adalah alat bantu pemprograman CNC yang saat ini semakin dibutuhkan oleh industri, terutama yang memproduksi komponen-komponen atau parts dengan bentukan yang kompleks untuk dimanufaktur dengan menggunakan mesin CNC.
Sayangnya sejak dahulu hingga saat ini harga software CAD/CAM bisa dikategorikan sangat mahal, bahkan bisa melebihi harga mesin CNC nya sendiri. Padahal kebutuhan alat bantu untuk melakukan pemesinan CNC masih cukup banyak, seperti tooling, work holding device, alat ukur dan lain-lain. Investasi tooling sendiri bisa melebihi investasi mesinnya sendiri jika ingin lengkap dan 'ready for use' untuk segala jenis pekerjaan.
Saat ini SMK digadang-gadang untuk kompeten di ranah kompetensi level C2 jika berdasarkan KKNI, dan lulusannya masuk dalam kategori "operator" jika di dunia usaha dan industri nantinya. Sedangkan jam pelajaran di SMK sendiri sudah cukup banyak terokupansi dengan mapel-mapel normatif dan adaptif.
Software CAD/CAM intinya terdiri dari 2 buah perangkat lunak yang terintegrasi, namun bisa dipilah berdasarkan output filenya. Proses CAD-nya menghasilkan file dengan extension tertentu, sedangkan output CAM nya menghasilkan file jenis lain. Secara umum, kita bisa menggunakan software CAD lain untuk kemudian diproses di software CAM.
Di SMK telah ada mapel khusus CAD, namun tetap ada mapel CAD/CAM juga yang digabung dengan CNC dengan durasi 420 jam. Namun kenyataannya dengan jumlah jampel yang terbatas tersebut, banyak akhirnya hal-hal fundamental di CNC nya yang kemudian 'tersedot' ke CAD/CAM karena hanya dengan bermodalkan PC + Software mereka seolah-olah sudah menjadi ahli di bidang CNC.
Pengalaman saya menjadi juri LKS NAsiomal, peserta didik rata-rata hebat di CAD/CAM, namun begitu pegang mesin langsung 'drop'. Pengetahuan tentang setup mesin, dan feeling di machining process apalagi soal tooling technology, material, serta quality control sangat minim.
Ironisnya SMK di Indonesia tidak pernah (mohon koreksi jika salah) dibelikan atau diberikan sarana software CAD/CAM, baik oleh Kementerian maupun DInas Pendidikan Propinsi. Mungkin dikarenakan investasi software itu ibarat investasi tidak nyata, karena bendanya hanya berupa file komputer. AKhirnya teman-teman guru dan juga siswa yang 'kreatif' cari akal dengan menggunakan software-software bajakan. Bahkan mengajari siswanya juga bagaimana cara membajak software.
Mohon pendapat para ahli di forum ini,agar menjadi pencerahan bagi kita semua.
Best regards,
Dr. Farkhan
Admin